Almarhum 2025
sinopsis
Mr. Mulwanto’s tragic death on Tuesday Kliwon was the beginning of disaster for the Nuri family. It is said that anyone who dies on that day will invite their family members to join them in dying. The families left behind were also asked to undergo a series of rituals to prevent this. Wisesa, the eldest child who works as a doctor, rejected the ritual because it was unreasonable and chose to accompany his mother who was still devastated. However, a strange and terrible incident that happened to Nuri and her sister, Yanda, forced them to find out about the truth behind the myths and rituals.
Cast
- Safira Ratu Sofya. Nuri. Rukman Rosadi. Mr. Mulwanto.
- Nova Eliza. Mrs. Rahmi. Dimas Aditya. Wisesa.
- Alzi Markers. Yanda. Rizky Hanggono. Mr. Suyono.
- Meisya Amira. Ajeng. Gito Gilas. Mr. Budi.
Review
Almarhum adalah film horor pertama yang saya tonton di tahun ini, yang mana lebih karena adanya promosi besar-besaran dari rumah produksinya di hari pertama penayangan. Karya dari Adhe Dharmastriya ini, sebagaimana judulnya bercerita tentang kematian yang dialami sebuah keluarga. Dalam ceritanya, film ini mengangkat mitos yang dipercaya sebagian masyarakat tentang kematian di hari sial. Elemen relijinya tidak luput menjadi pelengkap. Namun, kemasan dari filmnya tampak tidak segar lagi relatif terhadap film-film horor di tahun lalu.
Kisahnya dimulai ketika Mulwanto (Rukman Rosadi) meninggal secara tragis di hari Selasa Kliwon. Menurut kepercayaan setempat, waktu kematian tersebut membuat keluarga dari Mulwanto harus melakukan prosesi buang sial, yang mana akhirnya hanya dilakukan oleh anak tengah dan bungsunya, Nuri (Ratu Sofya) dan Yanda (Alzi Markers). Konon bila tidak dilakukan, kematian akan mendatangi anggota keluarga Mulyanto satu persatu. Sang anak sulung Wisesa (Dimas Aditya) lebih memilih untuk mengikhlaskan takdir mengikuti ajaran agama. Sementara itu, sang istri, Rahmi (Nova Eliza) masih larut dalam kesedihan dan ditenangkan oleh Ajeng (Meisya Amira), keponakan Mulwanto yang ia urus bersama sebagaimana anaknya sendiri. Sejak malam pertama sepeninggal Mulwanto, anggota keluarganya diteror oleh penampakan mengerikan. Demi menyelamatkan diri mereka, Yanda dan Nuri harus melakukan sebuah ritual untuk mengakhiri kutukan dalam keluarganya.